Jumat, 04 Oktober 2013

PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO BENCANA BERBASIS MASYARAKAT di INDONESIA : Proses, Masalah, dan tantangan


Community Base Disaster Risk Management  (CBDRM),  adalah suatu  program  dimana masyarakat  dengan pendekatan dan pengalaman masa lalu  bencana pada daerahnya ,  didorong untuk   mengenal, memahami, dan menyadari  bencana , agar dapat meningkatkan kemampuan  dalam hal rencana pengelolaan bencana  serta penerapannya   walaupun dengan sumber daya yang terbatas.  Kemampuan ini pada gilirannya akan meningkatkan kapasitas masyarakat terhadap risiko bencana . Masyarakat dengan karakteristik daerah dan bencana yang dimiliki dapat mengembangkan suatu sistem yang sesuai dengan dirinya, sehingga diharapkan akan tepat guna. Proses CBDRM sendiri melibatkan seluruh elemen masyarakat lokal secara partisipatif  mulai dari identifikasi sampai  evaluasi.   Program ini harus berkesinambungan, terus menerus, sehingga  akan tercipta ketahanan masyarakat  lokal terhadap bencana.
                Progaram  CBDRM Sebelumnya hanya dilaksanakan oleh organisasi non pemerintah dan pihak akademisi melalui penelitian tentang manajemen bencana. Belajar dari bencana sebelumnya, terutama Tsunami  2004, serta  didasari oleh UU No 24 tahun 2007 tentang hak dan tanggung jawab masyarakat dalam penanggulangan bencana,  program ini berkembang dengan pesat.  Perkembangan ini meliputi bidang pendidikan, kesehatan (Emergency preparedness and response, desa siaga bencana), sosial (taruna siaga bencana) dan lain-lain.
                Apabila terjadi bencana dibutuhkan dukungan atau keterlibatan dari berbagai pihak untuk proses respon awal bencana. Jika daerah tersebut jauh dan sulit terjangkau tentu saja bantuan akan datang terlambat, disinilah letak keuntungan program CBDRM. Masyarakat  sudah tangguh dan siap menghadapi bencana, walaupun terkadang bencana terutama  dari alam sulit dielakkan, tapi dampak yang diakibatkan seperti jumlah korban dan kehilangan harta benda dapat dikurangi. Masyarakat dengan pengalamannya serta kearifannya mampu mengurangi risiko bencana, sebagai contoh adalah Tsunami 2004 di Pulau Simeulue Aceh. Mereka telah lama mengenal  Tsunami dengan sebutan Smong , dengan cepat dapat melakukan evakuasi  sehingga korban jiwa dapat diminimalisir.

                Pemerintah terutama di daerah harus memasukkan program ini dalam kebijakan, tidak hanya menjadi tanggung jawab satu instansi seperti BNPB saja,  tapi terkait dengan beberapa instansi seperti manajemen  lingkungan, perencanaan tata ruang dan kota, kesehatan, sosial , sehingga program ini dapat terus berlanjut menjadi suatu kearifan lokal.  Inilah yang dimaksud sebagai masyarakat yang tangguh, tujuan dari CBDRM.

Tugas MK Pengantar Manajemen Bencana Kelas B 2013
Review Chapter 1 dari "Forms of Community Participation in Disaster Risk Management Practices"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar